Senin, 21 Juni 2010

Bukan Manusia Biasa

Aku bukan manusia biasa.
Saat ku lahir, Tuhan mengirim dua malaikat untukku.
Malaikat pemberani yang bernama ayah.
Dan malaikat Penyayang yang ku panggil ibu.

Aku bukan manusia biasa.
Aku mampu membuat malaikat- malaikat itu tertawa dan juga menangis jika ku mau.
Bahkan aku bisa memerintahkan malaikat penyayang untuk tetap terjaga saat ku tertidur.
Dan membuat malaikat pemberani terduduk lemah saat pertama kali ku panggil namanya.
Sungguh bukan main hebatnya aku.

Aku bukan manusia biasa.
Sedikit saja kau menyakitiku, kau akan berhadapan dengan amarah malaikat penyayang.
Sedikit saja kau buatku menangis, kau harus mempertanggung jawabkannya di depan malaikat pemberani.
Tidakkah aku memang berbeda?

Aku bukan manusia biasa.
Kini aku beranjak dewasa.
Aku mampu berjalan sendiri.
Aku mampu menahan tangisku, tanpa ada yang menghiburku.
Aku mampu mencari jawaban dalam setiap pertanyaanku.
Dan saat itulah Tuhan merebut malaikat-malaikat penjagaku.
Mengisyaratkan sesuatu yang sulit ku pahami.


Namun akhirnya ku menyadari mengapa Tuhan begitu baik padaku.
Mengapa Ia begitu peduli padaku.
Mengapa Ia terlalu sayang padaku.
Mengapa Ia memisahkan aku dengan malaikat-malaikat ku.
Itu Karena Ia tahu bahwa aku bukan manusia biasa.

0 komentar:

Posting Komentar