Selasa, 31 Januari 2012

KAPH

Ok, sekarang gue mau share tentang yayasan tempat gue ngajar (lebih tepatnya, tempat gue maen :D). gue gabung di sebuah yayasan KAPH (Kelompok Anak Pelita Hati) di kampong pemulung daerah lebak bulus. Anak-anak yang gue ajar disana adalah anak pemulung yang sekolah di SD dan SMP yang mungkin namanya aja gak pernah kita denger. Gue dan temen-temen gue yang lain ngajar di hari sabtu dan minggu sebagai pelajaran tambahan (jadi gak ganggu jam sekolah mereka). Pertama kali gue diajakin kesana, gue bingung setengah mati, kata temen gue, Yanti, gue gak boleh pake’ baju “wah” karna takut anak-anak pada ngira sombong. Gue gak tau harus pake’ baju apa saat itu, tambah bingung lagi, ‘emangnya gue punya baju “wah”??’. Finally, gue pake’ baju seadanya, dan untung nya gak ada masalah. Anak-anak nerima gue dengan senang hati, semua seneng hari itu. Dari saat itu, gue kebagian ngajar anak usia TK, soalny gue bakat bikin itu bocah-bocah gak ganggu anak-anak yang usia SD dan SMP belajar sama yanti.
Semua berjalan lancar sampe’ awal bulan januari lalu gue di kabarin kalau lapak/tempat mereka tinggal bakalan di gusur. Sedih? Yaeyalah….menurut eL aja deh ya. Gue cuma diem waktu denger kabar itu. Ngebayangin gimana kalau nanti kita bener-bener pisah. Pasti, kalau saat nya nanti tiba, gue gak janji bisa nahan nangis. Mereka udah jadi bagian keluarga gue, berasa bahagia punya banyak adek yang setiap ketemu pada ngasih pelukan sayang. Sebagian dari mereka punya keterampilan kaya’ anak-anak sekolah lain, khusus nya di bidang seni. Untuk anak-anak yang serba kurang itu, beberapa diantara mereka ada yang jago nulis, bikin puisi, gambar, ngaji, adzan, bahkan ada yang pinter ngomong sampe-sampe kualahan kalau ngadepinnya. Nih, ada salah satu puisi yang di bikin dadakan sama murid gue. menurut gue, untuk anak seusia dia dengan keterbatasan buku yang dia punya, keterbatasan pendidikannya, keterbatasannya mengenal dunia, puisinya udah lumayan bagus. Nih gue post puisinya :D


Keadilan
Dikala kesenangan berdiri perkasa
Tersenyum bahagia membawa harta
Kau tak pernah melihat betapa menderita
Batin seorang miskin sebatang kara
Kini sungaiku tlah kotor
Udara tercemar oleh mobil dan motor
Sebab ada rencana beberapa factor
Uang sedikit untuk pajak di setor
Kemana kepemimpinan ini
Melihat keluarga miskin bersedih
Semua tempat di gusur tak terpilih
Inikah yang namanya adil?
Kau adalah jaksa agung
Kami hanya minta keadilan
Tidak hanya orang kaya kau perhatikan
Seorang miskinpun butuh tempat tinggal
Kamipun butuh pendidikan yang sama
Tersenyum bahagia seperti mereka
Kami hanya butuh di perhatikan
Butuh keadilan Indonesia

Written by Nawiyah

Minggu, 15 Januari 2012

My Music

Musik itu mengalun indah,
Membisikan nada-nada ketenangan ,
Mengisyaratkan untuk tetap disana, meski kelak ia tak datang
Menahan ku yang tersudut keraguan.

Kau tak perlu menyanyikan bait yang sama,
Aku tak ingin mendengarnya,
Kau pun tak harus berperan sehebat penyanyinya,
Sunggguh, aku tak butuh…

Kau cukup bersenandung atau diam saja,
Nyatanya aku mendengar tanpa kau harus berkata,
Biarkan melodi yang membawamu pada ku,
Biarkan aku tetap dalam lingkaranmu,
Karna ini, bukan siapa atau apa yang akan bersalah,
Tapi bagaimana waktu menjawab segalanya,
Jika harus ada nada yang mati,
Biarkan nadaku yang menebusnya…

:-)